Produk-produk Pusat Studi Kebudayaan UGM diluncurkan (11/12/23) di Atrium Hotel pukul 09.15—12.00 WIB. Acara ini dihadiri oleh G.K.B.R.A.A. Paku Alam; Wawan Harmawan, S.E. (Kamar Dagang Indonesia DIY); Daniel Haryodiningrat, B.A., M.Hum. (Museum Ullen Sentalu Yogyakarta); drg. Widyawati, Sp.Ort.; Prof.drg Diatri Nari Ratih, M.Kes. Phd.Sp. (Direktorat Penelitian UGM) beserta staf; Perwakilan dari berbagai instansi terkait, antara lain dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk DIY; Badan Penanggulangan Bencana Daerah DIY; Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY; Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY; Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM; Ketua Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa FIB UGM; Prof. Indra Bastian, Ph.D., MBA., Akt. CMA., (Mediator) beserta staf; Andi Awaluddin Fitrah, M.A.; Staf dan Tim Pusat Studi Kebudayaan; staf Pusaka Jawa UGM, perwakilan Yayasan Plan Indonesia; Sekretariat Satuan Pendidikan Aman Bencana; Sanggar Tari Prigel Purworejo; serta perwakilan mahasiswa Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa FIB UGM angkatan 2021, 2022, dan 2023.
Produk Inovasi
Tim Pusat Studi Kebudayaan bersama Pusat Studi Bencana UGM mengadakan sosialisasi permainan TRUWELU sebagai upaya edukasi mitigasi bencana berbasis budaya (29/11/23) di SMP N 1 Cangkringan, Sleman. Kegiatan dilaksanakan pukul 08.30-09.55 WIB di ruang kelas, dihadiri oleh 2 orang dari Direktorat Pengembangan Usaha UGM, serta 29 siswa OSIS dan beberapa guru SMP N 1 Cangkringan.
Acara dibuka dengan sambutan Kepala Sekolah SMP N 1 Cangkringan Sri Wahyuni, S.Pd., M.Pd., dilanjutkan penyerahan produk permainan interaktif semi-digital TRUWELU oleh tim yang diwakili oleh Amabilita C. Shafaswara, A.P.
Permainan semi-digital “TRUWELU” merupakan salah satu produk Pusat Studi Kebudayaan UGM yang bekerja sama dengan Pusat Studi Bencana Alam UGM dalam mewujudkan konsep pembelajaran tentang mitigasi bencana melalui perspektif budaya. Penamaan “TRUWELU” ini diambil dari perpaduan kata TRUstha ‘senang’, Wigya ‘pandai’, Edi ‘indah’ dan LUhur ‘luhur’ dengan makna bahwa proses pendidikan yang dilandasi rasa senang akan menambah kepandaian nan indah serta luhur. Hal tersebut didukung pada pemilihan metode permainan semi-digital yang berbasis pada website sehingga lebih mudah diakses, tetapi tetap mengedepankan bentuk fisik papan permainan yang nyata guna keberlangsungan interaksi antar pemain.
Pusat Studi Kebudayaan UGM memproduksi karya gantungan kunci akrilik seri Asthabrata, bekerja sama dengan Kadipaten Pakualaman dan Saka Kreasindo. Kegiatan ini dalam rangka mewujudkan industri ekonomi kreatif berbasis budaya Jawa.
Karya ini terinspirasi dari iluminasi Naskah Asthabrata dalam buku “Ajaran Kepemimpinan Asthabrata Kadipaten Pakualaman” karya K.G.P.A.A. Paku Alam X tahun 2017.
Adapun seri Asthabrata ini ada delapan yaitu Batara Indra, Batara Yama, Batara Surya, Batara Candra, Batara Bayu, Batara Wisnu, Batara Yama, Batara Brama, Batara Baruna. Gantungan kunci ini dilengkapi QR Code yang berisi informasi mengenai keterangan dari iluminasi dan terjemahan teks asli.
Sibaya (Sinau Basa lan Budaya) adalah sebuah produk baru untuk masyarakat yang dikembangkan oleh tim Pusat Studi Kebudayaan UGM sebagai hasil dari pengabdian kepada masyarakat. Program ini bertujuan untuk mengajarkan bahasa dan budaya Jawa kepada anak-anak usia sekolah dasar (SD). Produk ini muncul atas dasar keprihatinan karena kurangnya minat belajar terhadap bahasa dan budaya khususnya Jawa. Harapannya sibaya menjadi salah satu solusi yang inovatif dan menarik sebagai media belajar bahasa dan budaya Jawa.