SMA N 1 Kalasan (25/10/23) menyelenggarakan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Tema Kearifan Lokal dalam rangka Kurikulum Merdeka Belajar. Dalam pelaksanaannya turut mengundang plt. Kepala Pusdi Kebudayaan UGM Dr. Sri Ratna Saktimulya dan tim sebagai pemateri kegiatan tersebut. Kegiatan ini merupakan implementasi salah satu fatwa Ki Hadjar Dewantara: Ngerti, Ngrasa, Nglakoni. Diawali dengan melantunkan tembang dolanan “Aja Domblong” karya Ki Hadi Sukatno sebagai pemantik semangat dan fokus para siswa dalam menyimak kegiatan.
Artikel
Tim Pusat Studi Kebudayaan (Pusdibud) UGM versama Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) Yogyakarta sepanjang tahun 2021-2023 mengadakan pelatihan dan pendampingan program pola asuh anak berbasis budaya Jawa di empat kabupaten Daerah Istimewa YogyakartaDIY. Program tersebut menggunakan sebuah permainan edukasi mengenai bahasa dan budaya Jawa yang diadaptasi dari kombinasi permainan ular tangga dan monopoli bernama SIBAYA atau Sinau Basa lan Budaya.SIBAYA merupakan hasil kerja sama antara Pusat Studi Kebudayaan dengan Kadipaten Pakualaman Yogyakarta.
Pada tanggal 11 Oktober 2023, Pusat Studi Kebudayaan bersama dengan Direktorat Pengembangan Usaha telah melaksanakan monitoring dan evaluasi Permainan Interaktif Semi-Digital “TRUWELU”.Permainan semi-digital “TRUWELU” merupakan salah satu produk Pusat Studi Kebudayaan UGM bekerja sama dengan Pusat Studi Bencana UGM dalam mewujudkan konsep pembelajaran tentang mitigasi bencana melalui perspektif budaya. Penamaan “TRUWELU” ini diambil dari perpaduan kata TRUstha ‘senang’, Wigya ‘pandai’, Edi ‘indah’ dan LUhur ‘luhur’ dengan makna bahwa proses pendidikan yang dilandasi rasa senang akan menambah kepandaian nan indah serta luhur. Hal tersebut didukung dengan pemilihan metode permainan semi-digital yang berbasis pada website sehingga lebih mudah diakses, tetapi tetap mengedepankan bentuk fisik papan permainan yang nyata guna keberlangsungan interaksi antar pemain.
Kabupaten Mahakam Ulu merupakan kabupaten baru di Kalimantan Timur, tentunya membutuhkan dukungan berbagai sektor dari wilayah lain. Akan tetapi Mahakam Ulu masih memiliki hambatan dalam pengembangan wilayahnya. Hambatan tersebut di antaranya permasalahan kurangnya infrastruktur, minimnya literasi, dan tata kelola digital yang belum efektif. Di sisi lain masih banyak potensi mengenai sosio ekonomi kultural yang belum dioptimalkan.
Oleh karena itu, kegiatan yang diselenggarakan melalui kerja sama UGM dengan BAKTI Kominfo ini bertujuan antara lain memetakan potensi Kabupaten Mahakam Ulu untuk memperkuat keberlanjutan manfaat infrastruktur dan digital dari sisi pengembangan digital, komitmen institusi dan regulasi, kesiapan teknologi dan modal sosial kultural.
Pada tanggal 28-30 September 2023 di Karang Cikal, Wanurejo, Borobudur, Jawa Tengah telah diselenggarakan serangkaian acara dalam rangka promosi ‘Kebaya: dari Indonesia untuk Dunia” oleh RUPAKATASWARA BOROBUDUR. Acara ini dihadiri para perempuan berkebaya dan komunitas-komunitas pecinta kain Nusantara.
Plt. Kepala Pusat Studi Kebudayaan UGM, Dr. Sri Ratna Saktimulya, M.Hum. sebagai salah satu narasumber workshop “Kebaya di Budur” membawakan kajian yang berjudul “Estetika Berkebaya dan Kepribadian Perempuan Jawa”. Ia menjelaskan tentang Beberapa kebaya yang sering ditemukan, antara lain kebaya kartini, kebaya kutu baru, dan kebaya encim. Seiring perkembangan zaman, kebaya dikreasi padu-padankan dengan pakaian modern atau dengan gaya futuristik.
Sebagai salah satu wilayah yang rawan bencana, Padukuhan Sompok di Kabupaten Bantul memerlukan pendampingan berupa pengabdian masyarakat untuk membangun kesadaran juga kesiapsiagaan warga dalam menghadapi bencana yang bisa terjadi kapan saja dan sebagai upaya untuk mewujudkan desa tangguh bencana.
Pusat Studi Bencana (PSBA) UGM bersama Pusat Studi Kebudayaan (Pusdibud) UGM mengadakan pengabdian masyarakat di Padukuhan Sompok, Kalurahan Sriharjo, Kepanewon Imogiri Yogyakarta dan masing-masing pusat studi melakukan pengabdian dengan fokus yang berbeda. Pusdibud ingin memberikan bekal sebagai penguat hati di kala bencana dengan mengenalkan piwulang-piwulang yang ada dalam tembang jawa pada anak-anak usia SD dan Ibu-ibu PKK. Agenda dilaksanakan pada Senin, 2 Oktober 2023 di SD N Sompok untuk anak-anak pengenalan dengan papan permainan Sibaya yang berisikan Pelajaran Bahasa Jawa, pituduh atau nasehat. Ibu-ibu PKK diajak untuk menembangkan tembang jawa dari Langenrasa yang merupakan implementasi sariswara Ki Hajar Dewantara. Dengan mengolah rasa sembari melakukan aktivitas sehari-hari dengan menghayati isi dari tembang ini diharapkan bisa diteruskan sampai ke anak cucu. Melalui pengenalan piwulang tembang budaya jawa dan gerakan yg dinamis diharapkan Masyarakat Sompok dapat beraktivitas dengan gembira serta memiliki kekuatan hati yang tangguh agar selalu semangat ketika menghadapi bencana.
“Aja dolan wayah surup, mengko nek digondhol wewe!” (“Jangan bermain di waktu senja, nanti kalau diculik hantu wewe!”)
Barangkali, generasi postmillennial yang lahir pada awal abad ke-21 sudah tidak lagi mengenal pantang-larang tersebut. Bahkan, bisa jadi mereka pun tidak akrab lagi dengan apa, siapa dan bagaimana bentuk sesosok wewe itu. Bahkan tak sedikit pula yang dengan tegas menyergah dengan kata-kata “Ah, mitos!”, “itu ‘kan cuma takhayul!”, atau malah dari kalangan orang Jawa sendiri sering terbetik kata-kata “gugon tuhon kok diandel” (gugon-tuhon kok dipercaya). Hal ini membuktikan beberapa hal, di antaranya bahwa gugon tuhon ini telah lekang dimakan zaman, atau bahkan juga berarti lain: bahwa manusia Jawa sedang berubah menuju pola pikir yang lebih rasional, pragmatis, dan bisa jadi, juga hedonistik: semata-mata mengejar kenikmatan inderawi tanpa mempedulikan asas nilai, termasuk di dalamnya nilai-nilai kebudayaan yang terkandung dalam berbagai produk peradaban, di antaranya gugon tuhon.