Membedah peran perempuan dalam dunia sinema di Indonesia. Diskusi ini akan dibawakan langsung oleh Ibu Felicia Hughes-Freeland, penulis ‘Women’s Creativity in Indonesian Cinema”
Diskusi akan dilaksanakan pada :
Senin, 23 Februari 2015
09.30 – 12.00 WIB
Ruang Diskusi Pusat Studi Kebudayaan
Jl. Trengguli No. E-9, Bulaksumur, Yogyakarta
(0274) 5213117/ Th. Sunarni 081328430500
Pusat Studi Kebudayaan Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Analisis Budaya Angkatan III
Kegiatan ini dilakukan untuk mencapai tujuan sebagai berikut:
Pelatihan ini terdiri dari 2 proses yang berkesinambungan. Pertama pemaparan tentang konsep budaya dan berbagai cara analisisnya berdasarkan pemikiran ilmuwan tertentu. Kedua, latihan melakukan analisis budaya berdasarkan model yang sudah dibuat oleh tim ahli Pusat Studi Kebudayaan UGM.
Pelatihan Analisis Budaya meliputi 6 topik, yaitu:
Pusat Studi Kebudayaan telah menerbitkan buku Politik dan Budaya Kejahatan karya Dr. Aprinus Salam. Buku ini menggelitik pikir untuk melihat fenomena kejahatan, khususnya yang ada di Indonesia. Kejahatan yang semula dilatari oleh kondisi keterpaksaan bergeser menjadi hal yang kian ‘lumrah’ bahkan dalam beberapa hal menjadi pilihan mata pencaharian. Sekiranya, bagaimana kondisi itu muncul dapat dilihat dalam buku ini. Selain itu, kejahatan telah ‘menginisiasi’ beberapa kelompok besar yang menjadi wadah bagi kejahatan yang terorganisir, termanajemen.
LATAR BELAKANG
Saat ini, sudah berkembang analisis-analisis mutakhir dalam bidang kebudayaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan analisis tersebut tidak terlepas dari perubahan budaya yang terjadi dalam kurun waktu yang lama. Selama perjalanan waktu tersebut, dengan akal yang dimilikinya, makhluk manusia semakin memiliki kemampuan menyempurnakan kebudayaan yang dimilikinya. Setiap kali mereka berupaya meyempurnakan diriya, maka akan menyebabkan perubahan kebudayaan. Gerak kebudayaan yang telah menimbulkan perubahan dan perkembangan akhirnya menyebabkan terjadinya pertumbuhan; sementara itu tidak tertutup kemungkinan hilangnya unsur-unsur kebudayaan lama sebagai akibat ditemukannya unsur-unsur kebudayaan baru.
Pusat Studi Kebudayaan UGM berdiri sejak tahun 1977 sebagai pusat studi pertama di Indonesia untuk masalah kebudayaan. Sejak saat itu Pusat Studi Kebudayaan UGM telah dikenal masyarakat sebagai lembaga yang melaksanakan penelitian di bidang budaya. Selain kerja penelitian yang telah lama dijalankan tersebut, kini Pusat Studi Kebudayaan UGM hendak mengembangkan perannya agar tidak sekadar menjadi lembaga yang berperan sebagai pusat riset dan analisis budaya, tetapi juga sebagai pusat dokumentasi, pusat kreasi, dan pusat legitimasi. Penerbitan sebuah buku merupakan salah satu langkah yang mampu mencakup kelima aspek tersebut, terutama ketiga aspek yang hendak dikembangkan, yakni aspek dokumentasi, kreasi, dan legitimasi. Oleh karena itu, Pusat Studi Kebudayaan UGM kini juga telah memosisikan diri sebagai badan penerbitan bagi sejumlah karya yang memang layak untuk dibaca kalangan akademik ataupun masyarakat yang lebih luas.
Pada 10 Juli lalu telah diselenggarakan Diskusi Pemikiran Budaya. Diskusi kali ini mengangkat tema Pemikiran Budaya Sutan Sjahrir. Tema ini merupakan pemenang dari Lomba Karya Tulis Ilmiah 2014 yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Kebudayaan UGM. Diskusi dibawakan oleh Olav Iban, S.S., M.A. sebagai pemenang ketiga lomba tersebut.
Dalam diskusi yang juga berlangsung di ruang seminar Pusat Studi Kebudayaan UGM, Olav menceritakan secara runut mengenai pemikiran budaya Sutan Sjahrir untuk menuju kebudayaan Indonesia Baru.
Kepada
Yth. Peserta Lomba Karya Tulis Ilmiah Pusat Studi Kebudayaan UGM 2014
Di tempat
Dengan hormat,
Bersama ini, kami beritahukan bahwa pihak Pusat Studi Kebudayaan UGM telah menyelesaikan proses penilaian Lomba Karya Tulis Ilmiah 2014 yang bertema “Pemikiran Budaya Tokoh-Tokoh di Indonesia”. Adapun karya tulis ilmiah yang diterima dan dinilai, sebagai berikut :
|
No. |
Judul Karya Tulis |
Penulis |
| 1. | Keteguhan Sri Sultan HB IX dalam Mempertahankan Eksistensi Budaya Jawa di Keraton Yogyakarta | Eristin Setiabudi Wardani |
| 2. | Gus Mus, Cerpen, dan Budaya Pesantren | Rio F. Rachman |
| 3. | Revolusi Estetik: Rendra tentang Representasi Rakyat, Negara, dan Budaya | Aliyuna Pratisti |
| 4. | Potret Krisis Identitas Penikmat Musik di Kalangan Mahasiswa Universitas Airlangga | Makita Cindiana |
| 5. | Eddie M. Nalapraya: Kiprah dan Pemikiran Terhadap Pencak Silat | Muh. Tama Bara Sakti |
| 6. | Visi Estetik Romo Mangun | Sulaiman Djaya |
| 7. | Pemikiran Budaya Sutan Sjahrir Menuju Kebudayaan Indonesia Baru | Olav Iban |
| 8. | “Antara Timur dan Barat” Budaya Indonesia di Tengah Arus Tradisi Modern (Refleksi terhadap Pemikiran Sutan Takdir Alisjahbana) | Fadly Rahman |
| 9. | Emha Ainun Nadjib : Terus Mencoba Membebaskan Sastra | Latief S. Nugraha |
| 10. | Transformasi Budaya Kita: Membaca Ulang Pemikiran Umar Kayam sebagai Refleksi Sejarah untuk Melihat Masa Depan | Arifuddin Kunu |
| 11. | Menifestasi Pemikiran Zaini Alif : Komunitas Hong dan Budaya Permainan Tradisional | Luthfi Dwi Hartono dkk. |
| 12. | Kuntowijoyo dan Pemikiran Budaya Politik | Muh. Afif |
| 13. | S. Sudjojono, Representasi Revolusi Pemikiran Seni terhadap Pembentukan Identitas Budaya | Michael HB Raditya |
| 14. | Pemikiran Budayawan Emha Ainun Nadjib tentang Etnotalentologi sebagai Warisan Budaya Milik Indonesia | Rika Anggoro Prasetyo dkk. |
| 15. | Menggali Pemikiran Pendidikan Berkarakter KRT. Sasmita Mardawa dalam Tari Klana Topeng | Ikhsan Brilianto |
| 16. | Kajian Pemikiran BJ. Habibie : Memajukan Indonesia dengan Keunggulan Kompetitif Berdasarkan IMTAQ dan IPTEK | Randy Taufik |
| 17. | Kebudayaan Politik : Pandangan RA. Kartini tentang Pendidikan (Menuju Pergerakan Nasional, Menunjang Terciptanya Kemerdekaan Indonesia) | Monica Frensia Mega Fishera |
| 18. | Membaca Pemikiran Budaya Sukarni Kartodiwirjo Melalui Kacamata Jawa | Oktafiana Dewi Kurnianti |
| 19. | Budaya sebagai Akar Hukum Adat dan Eksistensi sebagai The Living Law dalam Penyelesaian Konflik untuk Mewujudkan Kerukunan Masyarakat Sketsa Pemikiran Hilman Hadikusuma | Zuliana Retnaningsih |
Dari 19 buah karya tulis yang dinilai, terdapat beberapa catatan yang tidak mendukung karya tulis bersangkutan, antara lain :
Pusat Studi Kebudayaan UGM bekerjasama dengan Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri menyelenggarakan Monoteater “BURUNG PAK LURAH”
8 dan 9 Mei 2014 pkl. 19.00 WIB – selesai
HTM 10,000 Rupiah
Tiket bisa didapatkan di kantor Pusat Studi Kebudayaan UGM
Jl. Trengguli No. E-9, Bulaksumur Yogyakarta
0274-521317
I. Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa bangsa Indonesia pada saat ini menghadapi berbagai permasalahan yang sangat kompleks. Beberapa diantara persoalan yang tengah dihadapi oleh bangsa ini adalah hal-hal yang terkait dengan masalah politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Berbagai permasalahan yang sedang dihadapi tersebut tentunya membutuhkan pemikiran yang matang, serius, efektif, dan bersinergi agar permasalahan yang dihadapi tidak hanya sebatas diketahui namun juga didapatkan solusi yang efektif dalam pemecahannya.
PROFIL PUSAT STUDI KEBUDAYAAN UGM
Pada awal berdirinya institusi ini bernama Lembaga Pengkajian Kebudayaan Indonesia, kemudian berganti nama menjadi Pusat Penelitian dan Studi Kebudayaan, Pusat Penelitian Kebudayaan, Pusat Studi Kebudayaan, serta Pusat Penelitian Kebudayaan dan Perubahan Sosial. Namun, sejak tahun 2000 institusi ini resmi menggunakan nama Pusat Studi Kebudayaan Universitas Gadjah Mada (PSK-UGM).
Lembaga ini didirikan oleh Prof.Dr.Umar Kayam pada bulan April 1977. Saat itu, kajian-kajian kebudayaan dikembangkan terutama dengan merengkuh semua pelaku budaya pusat-pinggiran. Saat Prof.Dr.Umar Kayam mengelola institusi ini, beliau antara lain mencetuskan ide Pasar Seni Gadjah Mada atau yang lebih dikenal dengan Gama Fair.
