Ada sejumlah indikasi bahwa tanpa disadari kita cenderung rasis, hirarkis, dan diskriminatif, yang berimplikasi pada sikap sangat tidak simpatik. Dalam percakapan sehari-hari, tak jarang kita mendengar ungkapan seperti ; “dasar tukang becak, dasar negro, dasar pembantu, seperti tukang parker saja kamu, dasar orang desa, kampungan”, dan lain-lain. Belum lagi ungkapan seperti bodoh, tolol, idiot, dan sebagainya.
Ungkapan “dasar tukang becak bodoh”, secara ideologis menyimpan stigma pekerjaan itu hina dan rendahan. Pekerjaan itu hanya cocok untuk orang bodoh. Pekerjaan itu hanya mengandalkan otot. Pekerjaan itu murahan, maka tukang becak itu pasti miskin. Dan saya bukan tukang becak, jadi saya tidak hina, tidak rendahan, pandai dan miskin.