Berita
Impulse, Buku Pintal, dan Pusat Studi Kebudayaan UGM, akan mengadakan Kelas Menulis Artikel bersama :
- Dr. Aprinus Salam, M.Hum. – Kepala Pusat Studi Kebudayaan UGM, Pengajar pascasarjana FIB UGM
- Dr. Zuly Qodir – Pengajar Pascasarjana UMY – Penulis Buku – Kolumnis Harian Kompas
Kegiatan akan dilaksanakan pada Rabu, 26 Maret 2014 pukul 09.30 – 17.00 di Ruang Seminar Pusat Studi Kebudayaan UGM.
Kontribusi untuk pertisipasi dalam kegiatan ini sebesar 200.000 Rupiah dengan fasilitas sertifikat, diskon buku PINTAL, dan kesempatan menulis buku.
Adapun Materi yang akan diberikan antara lain :
09.30 -11.30
- Proses Menulis
- Penentuan Tema
- Perumusan Masalah
- Penjabaran Masalah
- Pembuatan Kesimpulan
12.30 -14.30
Materi : Ruang Gelap kebudayaan di Era Demokrasi
Latar Belakang
Teori dan analisis budaya sudah berkembang. Perkembangan teori dan analisis tersebut tidak terlepas dari perubahan budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan. Sehubungan dengan hal itu, Pusat Studi Kebudayaan UGM menyelenggarakan kegiatan pelatihan analisis budaya untuk melakukan penyegaran dan meningkatkan kemampuan peserta dalam menganalisis persoalan-persoalan budaya dengan menggunakan teori-teori budaya mutakhir seperti analisis budaya postkolonial, postmodern, sosiologi budaya, cultural studies dan sosiolinguistik (antropologi linguistik), serta Analisis Budaya Bendawi.
Selasa, 11 Februari 2014 lalu, telah diadakan acara Pertemuan Rutin Dharma Wanita Persatuan Universitas Gadjah Mada di Ruang Seminar Bulaksumur, University Center. Acara yang melibatkan ibu-ibu dharma wanita se-UGM tersebut, pada kesempatan ini dikelola oleh tiga unit, yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Hukum, dan LPPM.
Selain menggelar acara rutin seperti bazar, arisan, dan pembagian doorprize, pada pertemusn ksli ini juga digelar pentas tari Retno Kasih dan dansa yang dibawakan oleh para ibu anggota dharma wanita. Sementara itu, acara inti adalah Ceramah tentang Sinetron dan Kita oleh Dr. Aprinus Salam, M.Hum yang menjabat sebagai Kepala Pusat Studi Kebudayaan UGM.
Permasalahan yang dialami Bangsa Indonesia hingga saat ini merupakan pekerjaan rumah dari masa-masa sebelumnya, seperti kesehatan, pendidikan, pangan, energi, dan permasalahan sertaan lainnya. Hal ini tentu saja mengajak bangsa Indonesia untuk belajar dari pengalaman sebelumnya. Di antara problematika yang dihadapi, ihwal pangan dan energi menempati posisi prioritas untuk ditangani. Bahkan menurut Fadmi Prihatin Malau, selaku pemerhati masalah sosial ekonomi mengatakan bahwa dua masalah besar bangsa ini yakni masalah ketahanan pangan dan ketahanan energi.
PEMBERITAHUAN
Diskusi “ Budaya sebagai Panglima Pembangunan”, Senin, 13 Januari 2014 pukul 09.00 – 12.00 di Pusat Studi Kebudayaan UGM ditunda karena adanya perubahan jadwal mendadak dari pembicara. Kami mohon maaf yang sedalamnya atas penundaan ini. Terima kasih.
Pusat Studi Kebudayaan UGM
Latar Belakang
Kebudayaan mempunyai peran dalam proses historis pembentukan Indonesia. Sebagai sebuah entitas, Indonesia merupakan komitmen dari beraneka ragam kebudayaan untuk bersedia bersatu bernaung di bawah satu negara-kebangsaan yang berbentuk satu republik satu kesatuan. Kebudayaan tersebut tidak musnah dengan terbentuknya sebuah nasion, namun dalam satu payung besar berbagai kebudayaan ini terus hidup merepresentasikan gagasan besar bernama Indonesia. Oleh sebab itu, kebudayaan merupakan salah satu elemen penting dalam pembangunan sebuah bangsa.
Menjadi pemimpin handal bukanlah hal mudah. Keahlian mendengar dan mengelola aspirasi merupakan tantangan utama. Jawa, sebagai peradaban yang bertahan lama memiliki nilai-nilai penting dalam kepemimpinan. Salah satunya adalah 9 (sembilan) Rahasia Perang dan Menang ala Leluhur Jawa. Dengan memahami Rahasia Perang dan Menang ala Leluhur Jawa maka berbagai kemenangan kompetisi ada di genggaman. Untuk mengupas rahasia-rahasia tersebut, Pusat Studi Kebudayaan Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan seminar dengan tema “Menang Tanpo Ngasorake”, pada
Pusat Studi Kebudayaan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan Mindforce Indonesia akan menyelenggarakan D.O.A Ruwatan Jawa Murwokolo.
D.O.A adalah Digital On Awareness, suatu perangkat untuk menyentuh, membersihkan polusi negatif dalam bawah sadar manusia. lalu manusia bisa mengenali peralatan dalam kesadaran dirinya, melakukan komunikasi internal – eksternal, kemudian melakukan perubahan program yang konstruktif untuk masa depan mereka. Hal ini dikombinasikan dengan metode balur – pembuangan racun di wilayah tubuh fisik dengan pemahaman teori biradikal kimia nuklir.
“Indonesia Kecil di Minangkabau”
Latar belakang yang khas selalu dimiliki oleh suatu daerah dan masyarakat yang bernaung di dalamnya, tidak terkecuali Sawahlunto. Daerah pedalaman di Sumatera ini merupakan hamparan hijau dengan menyajikan aktivitas budaya agraris dengan struktur waktu komunal. Perubahan ruang-waktu, diikuti bergesernya orientasi kebudayaan agraris ke industrialis, dimulai pada penghujung abad ke-19, di mana batubara telah ditemukan.
Penemuan tersebut mengubah dan menghadirkan banyak hal baru di Sawahlunto. Perubahan dari waktu komunal ke waktu kolonial, dari monokultural ke yang multikultural, dari kebudayaan agraris ke kebudayaan industrialis yang terikat ke “ladang hitam” batu bara, terjadi dalam waktu relatif singkat. Lompatan tersebut juga mengubah wajah Sawahlunto menjadi kota yang modern. Jalur-jalur sungai diganti dengan rel-rel kereta, disusul dibukanya pelabuhan Teluk Bayur yang memungkinkan terjadinya gelombang migrasi manusia.