Pada hari Senin, 24 Januari 2022, Pusat Studi Kebudayaan UGM menyelenggarakan acara “Peluncuran Papan Permainan Edukatif SIBAYA (Sinau Basa lan Budaya) dan Temu Mitra Pusat Studi Kebudayaan UGM”. Bertempat di Ruang Sereh Pusat Studi Kebudayaan UGM, acara dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Perwakilan Dekan FIB UGM, G.K.B.R.A.A. Paku Alam, Perwakilan DP3AP2 DIY, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Tim Humas DIY, plt. Kepala Pusat Studi Kebudayaan UGM, serta segenap Tim Ahli dan staf Pusat Studi Kebudayaan UGM. Acara berlangsung dari pukul 15.30—17.30 WIB, dibuka dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan pelantunan Doa Tembang Pusat Studi Kebudayaan UGM oleh seluruh hadirin.
Produk papan permainan edukatif SIBAYA ini merupakan luaran program pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan oleh Pusat Studi Kebudayaan UGM bekerja sama dengan Pura Pakualaman dan Universitas Gadjah Mada pada tahun 2021.Pembuatan papan permainan edukatif ini pada awalnya menjawab kegelisahan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY yang ingin menambah wawasan para ibu untuk meningkatkan pendidikan anak usia dini berbasis budaya Jawa. Gayung bersambut, Pusat Studi Kebudayaan UGM yang pada saat itu sedang membuat konsep permainan edukatif bagi anak-anak sekolah dasar sebagai upaya pengimplementasian fatwa Ki Hadjar Dewantara, yakni ngerti-ngrasa-nglakoni, dapat digunakan dalam kegiatan tim DP3AP2 tersebut.
SIBAYA (Sinau Basa lan Budaya) merupakan papan permainan edukatif berbahasa Jawa yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran muatan lokal. Konsep papan permainan papan SIBAYA mengadopsi konsep permainan papan ular tangga yang disertai dengan 100 kartu pertanyaan memuat penguasaan bahasa, tingkat tutur, kesusastraan, kesenian, serta adab sopan santun. Selain itu, dalam paket permainan juga terdapat buku panduan tiga bahasa, yakni Indonesia-Jawa-Inggris serta kunci jawaban, sehingga memudahkan bagi orang tua atau pendidik. Produk SIBAYA juga didesain menarik dengan ilustrasi gambar yang disesuaikan dengan dunia anak, sehingga anak-anak dapat belajar bahasa dan kebudayaan Jawa dengan mudah dan menyenangkan.
“Besar harapan kami melalui produk SIBAYA ini dapat mengembalikan kepedulian generasi penerus bangsa untuk mempelajari bahasa dan budaya khususnya Jawa. Hadirnya media pembelajaran baru ini sebagai wujud implementasi pembelajaran berbasis budaya sekaligus sebagai upaya pelestarian budaya,” ujar Dr. Sri Ratna Saktimulya, M.Hum., plt. Kepala Pusat Studi Kebudayaan UGM dalam sambutannya.
Peluncuran papan permainan edukatif SIBAYA dilakukan langsung oleh drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D., selaku Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada. Beliau menyambut dengan baik atas terciptanya produk SIBAYA.“Karya ini sangat penting bagi kita semua. Kita perlu menyampaikan pelajaran-pelajaran yang secara batin sangat bermakna sehingga mendasari perilaku anak-anak kita dengan bahasa, dengan pendekatan yang pas untuk mereka. UGM menyampaikan penghargaan yang luar biasa kepada Pusat Studi Kebudayaan UGMatas upaya-upaya yang telah dilakukan selama ini,” tutur drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D.
Pada acara ini dilakukan pula penyerahan secara simbolis produk papan permainan edukatif SIBAYA oleh G.K.B.R.A.A. Paku Alamkepada perwakilan Dekan FIB UGM, perwakilan DP3AP2 DIY, dan Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY. Acara dilanjutkan dengan sajian tembang dolanan Ping Para Tambah Suda dan peragaan papan permainan edukatif SIBAYA oleh tim Pusat Studi Kebudayaan UGM yang diikuti oleh seluruh hadirin dengan antusias. Di akhir acara diadakan forum temu mitra untuk saling bertukar pikiran dan menyampaikan hasil kerja, dengan tujuan tercipta sinergi antara Pusat Studi Kebudayaan UGM dengan para mitra.
“Dengan adanya produksi SIBAYA ini saya sangat senang dan bangga, karena kita dalam mendidik anak sebaiknya memang dengan cara bermain. Belajar sambil bermain itu sangat bermanfaat untuk anak-anak,” ungkap G.K.B.R.A.A. Pakualam. Belau juga berharap, ke depan produk SIBAYA ini harus disosialisasikan kepada anak-anak, tidak hanya di DIY melainkan seluruh Indonesia.
Penulis: Tio Cahya Sadewa