Pada hari Selasa 20 September 2022, Pusat Studi Kebudayaan berkolaborasi dengan Pusat Studi Bencana Alam dalam acara “Among-Among Budaya: Memahami Bencana melalui Perspektif Budaya”. Acara ini diselenggarakan dalam rangka menghidupkan kembali Rebo Wekasan sebagai momen kesiapsiagaan terhadap ancaman multi bencana dengan sentuhan budaya Jawa. Hal ini sesuai dengan jati diri UGM sebagai universitas kebudayaan serta semboyan mengakar kuat menjulang tinggi. Rebo Wekasan merupakan tradisi yang dilaksanakan sebagai upaya untuk menangkal kesialan yang konon sering terjadi pada hari Rabu terakhir dalam bulan Sapar kalender Jawa.
Among-Among Budaya yang dihelat di Balairung UGM dibuka oleh Pelaksana Tugas Kepala Pusat Studi Kebudayaandan dilanjutkan dengan melantunkan macapatbermetrum Asmarandana bersama-sama. Lirik yang dibawakanmemuat sembilan jenis bencana serta permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selamat dari bencana. Sebagai inti acara dilakukan kedhuk tumpeng yang dipimpin oleh Prof. Dr. Suratman, M.Sc. dilanjutkan dengan orasi budaya yang menekankan pada sisi budaya, sejarah, dan upaya mitigasibencana. Turut hadir dalam acara ini Prof. Dr. Siti Chamamah Soeratno, Prof. Drs. Koentjoro, M.BSc., Ph.D, Psikolog., para Kepala Pusat Studi di UGM, tenaga kependidikan, dan mahasiswa di lingkungan UGM.
Among-Among Budaya membawa pesan yang mendalam untuk mengingatkan kembali perlunya kearifan dalam menjaga kelestarian alam, kemanusiaan, dan keberserahan pada Tuhan Yang Maha Esa. Di sisi lain, kolaborasi interdisipliner dibutuhkan untuk melihat sebuah fenomena dengan lebih bijaksana.