• Tentang UGM
  • IT Center
Universitas Gadjah Mada Pusat Studi Kebudayaan
Center for cultural studies
Universitas Gadjah Mada
  • beranda
  • Tentang Kami
  • Kegiatan
    • Kegiatan 2023
    • Kegiatan 2022
    • Kegiatan 2021
    • Kegiatan 2019
    • Kegiatan 2018
    • Kegiatan 2014
  • Staf
  • Publikasi
  • Galeri
  • Unduhan
  • Beranda
  • Berita
  • KONGRES KEBUDAYAAN RAKYAT YOGYAKARTA

KONGRES KEBUDAYAAN RAKYAT YOGYAKARTA

  • Berita
  • 30 August 2013, 12.51
  • Oleh: admin
  • 0

MENDORONG TERWUJUDNYA KEBIJAKAN PERLINDUNGAN,

PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN BAGI KEBUDAYAAN RAKYAT

 ~ KONGRES KEBUDAYAAN RAKYAT YOGYAKARTA ~

Bantul, 31 Agustus 2013

 

Kota seni budaya, demikian Yogyakarta dikenal oleh masyarakat luas. Dengan potensi kebudayaan yang dimiliki, Yogyakarta mampu menumbuhkan ruang-ruang pendukung bagi lahirnya pegiat seni budaya. Jika kita menilik lebih dalam, ruang seni budaya yang hadir di Yogyakarta merupakan paduan antara seni adiluhung, diwakili oleh Kraton dan Puro Pakualaman, dan kesenian rakyat yang dimiliki oleh ‘masyarakat kebanyakan’. Dua kontestasi seni budaya yang mendominasi hampir seluruh ruang seni budaya di Yogyakarta.

Namun diantara dua kontestasi tersebut, budaya adiluhung dalam realitasnya menjadi budaya paling dominan. Dalam segi apresiasi dan kebijakan, budaya adiluhung mendapatkan porsi paling besar. Sementara budaya rakyat, yang dimiliki oleh masyarakat kebanyakan justru tersingkir dan tidak mendapat perhatian yang memadai. Problem ini semakin mengemuka sejakperdebatan keistimewaan Yogyakarta digulirkan. Dengan menitikberatkan pada bagaimana kebudayaan dan keseniantumbuh di Yogyakarta menjadi garda depan Yogyakarta, kebudayaan rakyat justru hadir sebagai ironi. Tersingkir, tidak diperhatikan dan dianggap sebagai seni budaya yang ala kadarnya.

Mengacu pada persoalan di atas, gagasan tentang kebijakan yang mengatur tentang kebudayaan rakyat tersebut  mulaidiwacanakan. Kebudayaan rakyat yang selama ini ‘dilakoni’ telah berjalan dan akan terus berjalan sebagaimana yang sudah. Hanya saja pembacaan ulang terhadap kebudayaan rakyat belum pernah dilakukan terutama dalam kaitannya mengagas keistimewaan Yogyakarta yang lebih inklusif. Sehingga menjadi penting untuk membincangkan tentang perlunya dibuat kebijakan perlindungan, pelestarian dan pengembangan kebudayaan rakyat. Kebijakan proteksi kebudayaan rakyat ini merupakan inisiatif yang ingin didorongkan kepada pemerintah provinsi DIY maupun kabupaten juga DPRD di Yogyakarta.

Inisiatif ini dicoba digulirkan melalui Kongres Kebudayaan Rakyat yang diselenggarakan oleh Masyarakat Adat dan Tradisi Mataram bekerjasama dengan Pusat Studi Kebudayaan UGM. Kongres ini merupakan langkah awal bagi terwujudnya kebijakan perlindungan dan pelestarian kebudayaan rakyat. Melalui kongres yang menghasilkan masukan bagi rencana kebijakan kebudayaan rakyat ini, diharapkan kebudayaan rakyat mendapatkan ruang apresiasi dan mendapat pemaknaannya baru dan berkesinambungan. Dengan diadakannya Kongres Kebudayaan Rakyat tahun 2013 ini, diharapkan inisiatif para pegiat seni budaya yang selama ini berdialektika dengan kebudayaan rakyat dapat muncul untuk memperkaya keistimewaan Yogyakarta. Kongres ini dianggap relevan diselenggarakan karena sampai hari ini aturan keistimewaan Yogyakarta belum memberikan ruang yang cukup bagi kebudayaan rakyat.

Selain Kongres Kebudayaan Rakyat di hari berikutnya akan digelar Kirab Seni Rakyat yang akan berakhir dimulai dari Gedung Pemuda, Ambar Binangun, Bantul.

Adapun rangkaian acara ini akan diselenggarakan pada :

Sabtu, 31 Agustus 2013

pk.08.30 – 12.00 WIB

Balai Desa Tirtonirmolo, Kasihan Bantul

Seminar “Problematika Kebudayaan Rakyat di Yogyakarta”

Narasumber 

1. GPBH Yudhaningrat  (Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Yogyakarta)

2. Dr. Aprinus Salam, M.Hum (Kepala Pusat Studi Kebudayaan UGM)

Minggu, 1 September 2013

pk.11.00 – 16.00 WIB

Kompleks Gedung Pemuda, Ambar Binangun, Bantul

1. Kirab Utusan Kelompok dan Pegiat Seni Budaya Bantul, SKPD, Kirab Bregodo

2. Orasi Budaya

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Recent Posts

  • Pusat Studi Kebudayaan Beralih menjadi Praktik Cek Weton?
  • Implementasi Konsep Ki Hadjar Dewantara “Ngerti-Ngrasa-Nglakoni” pada Adaptasi Iluminasi Manuskrip Kalimantan Selatan dalam Wastra Batik
  • Peluncuran Produk-Produk Pusat Studi Kebudayaan UGM, Langsung Diresmikan oleh Bunda Literasi DIY (G.K.B.R.A.A. Paku Alam)
  • Sosialisasi Permainan Interaktif Semi-digital TRUWELU di SMP N 1 Cangkringan sebagai Upaya Edukasi Mitigasi Bencana berbasis Budaya
  • Sosialisasi Permainan Interaktif Semi-digital TRUWELU di SMP N 1 Cangkringan sebagai Upaya Edukasi Mitigasi Bencana berbasis Budaya
Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Kebudayaan
Universitas Gadjah Mada
Kompleks Bulaksumur,
Jl. Trengguli No. E9,
Yogyakarta
Tlp. 0274-521317

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju